Selasa, 17 Desember 2013

Paper Kearifan Lokal Kabupaten Demak

PAPER PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
“KEARIFAN LOKAL KABUPATEN DEMAK”


Disusun oleh :
Nama                    : Irma Oktavianingsih
NIM                      : 3201412131
Rombel                 : 08
Prodi                     : Pendidikan Geografi
Dosen Pengampu : Dra. Sri Mantini R.S M,Si







UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013




Kearifan Lokal Kabupaten Demak

A.  Kabupaten Demak
Kabupaten Demak berada di wilayah Propinsi Jawa Tengah bagian utara dan merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan kota Semarang sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian di Jawa Tengah sehingga sangat potensial sebagai daerah penyangga roda perekonomian Jawa Tengah di samping itu dari sisi perhubungan darat berada pada lalu lintas yang cukup ramai yaitu jalur Pantai Utara Jawa.
Kabupaten Demak terletak di antara 6043’ 26” – 70 09’ 43” LS, dan 1100 27’ 58”  - 110048'47" BT. Dengan batas-batas wilayah :
·           Sebelah utara      : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa
·           Sebelah timur    : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobongan
·           Sebelah selatan : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang
·           Sebelah barat      : Kota Semarang

B.  Luas Wilayah Kabupaten Demak
Luas Wilayah Kabupaten Demak adalah 89.743 ha, sedang dari tekstur tanahnya, wilyah Demak terdiri atas tekstur tanah halus (liat) seluas 49.066 ha dan tekstur tanah sedang (lempung) seluas 40.677 ha.
Dilihat dari ketinggian permukaan tanah dari permukaan laut (elevasi), wilayah Demak terletak dari 0 m sampai dengan 100 m dari permukaan laut.
Sebagaimana musim di Indonesia pada umumnya di Kabupaten Demak hanya dikenal dua musin yaitu musim kemarau dan penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan bulan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudra Pasifik, sehingga terjadi musim penghujan. Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April - Mei dan Oktober - November.
Selama tahun 2011 di wilayah Kabupaten Demak telah terjadi sebanyak : 18 hari sampai dengan 129 hari hujan dengan curah hujan antara 434 mm sampai dengan 2.671 mm. Jumlah hari hujan terbanyak di daerah Mijen, sementara curah hujan tertinggi terjadi di daerah  Ngemplak.
Di wilayah Kabupaten Demak terdiri dati 14 Kecamatan dan 249 Desa/ Kelurahan, dimana seluruh desa/kelurahan sudah mendapatkan penerangan listrik dari PLN. Jumlah pelanggan perusahaan air minum pada tahun 2009 sebanyak 30.763 pelanggan dengan volume pemakaian air sebanyak 5.819,13 ribu m3 dengan nilai sekitar Rp. 12 milyar lebih.
Dibandingkan tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 5,67 persen untuk pelanggan, untuk volume  air naik 8,29 persen dan nilainya naik 6,39 persen. Dari 14 kecamatan tersebut baru 8 kecamatan yang mendapat aliran dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).

C.  Potensi di Kabupaten Demak
Secara administrasi, luas wilayah Kabupaten Demak adalah 89.743 ha, terdiri atas 14 kecamatan, 243 desa dan 6 kelurahan. Sebagai daerah agraris yang kebanyakan penduduknya hidup dari pertanian, sebagian besar wilayah Kabupaten Demak terdiri atas lahan sawah yang mencapai luas 50.760 ha, dan selebihnya adalah lahan kering.
Menurut penggunaannya sebagian besar lahan sawah yang digunakan berpengairan teknis 39,23% dan tadah hujan 33,55% dan setengah teknis dan sederhana 21,49%. Sedang untuk lahan kering 34,13% digunakan untuk tegal atau kebun, 29,87% digunakan untuk bangunan dan halaman, serta 18,61 digunakan untuk tambak.

D.  Wisata di Kabupaten Demak
Kepariwisataan merupakan sektor basis yang dapat mendatangkan devisa bagi daerah apabila sektor ini dikembangkan dengan baik. Bagaimana prospek kepariwisataan dalam mendukung perekonomian daerah dapat  dilihat dari jumlah pengunjung obyek wisata yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Menurut informasi  dari Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, selama tahun 2009 tercatat tercatat 1.034.358 orang yang mengunjungi  obyek wisata. Jumlah pengunjung ini terdiri atas 1.033.154 pengunjung dalam negeri dan 1.204 pengunjung dari  luar negeri yang berasal dari Perancis, Australia, Inggris, Jepang, Belanda dan negara lainnya.
Ada dua obyek  wisata utama di Kabupaten Demak yang banyak mendatangkan devisa bagi daerah, yaitu obyek wisata Masjid  Agung Demak dan Makan Sunan Kalijaga Kadilangu. Selama tahun 2009 tercatat 440.128 pengunjung mendatangi obyek wisata Masjid Agung Demak dengan jumlah uang yang masuk sebesar 440,13 juta rupiah. Sedang untuk  obyek wisata Makam Sunan Kalijaga Kadilangu tercatat ada 594.230 pengunjung dengan jumlah uang masuk  297,12 juta rupiah.
-          Masjid Agung Demak
Berbicara Demak tak bisa lepas dari Masjid Agung Demak yang merupakan landmark Kabupaten Demak. Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Pulau Jawa, didirikan Wali Sembilan atau Wali Songo. Lokasi Masjid berada di pusat kota Demak, berjarak + 26 km dari Kota Semarang, + 25 km dari Kabupaten Kudus, dan + 35 km dari Kabupaten Jepara. 
Masjid ini merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan Glagahwangi Bintoro Demak. Struktur bangunan masjid mempunyai nilai historis seni bangun arsitektur tradisional khas Indonesia. Wujudnya megah, anggun, indah, karismatik, mempesona dan berwibawa.
Kini Masjid Agung Demak difungsikan sebagai tempat peribadatan dan ziarah.Penampilan atap limas piramida masjid ini menunjukkan Aqidah Islamiyah yang terdiri dari tiga bagian ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan.
Raden Fattah bersama Wali Songo mendirikan Masjid Maha karya abadi yang karismatik ini dengan memberi prasasti bergambar bulus. Ini merupakan Condro Sengkolo Memet, dengan artiSariro Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri dari kepala yang berarti angka 1 ( satu ), kaki 4 berarti angka 4 ( empat ), badan bulus berarti angka 0 ( nol ), ekor bulus berarti angka 1 ( satu ). Bisa disimpulkan, Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka.
Soko Majapahit , tiang ini berjumlah delapan buah terletak di serambi masjid. Benda purbakala hadiah dari Prabu Brawijaya V Raden Kertabumi ini diberikan kepada Raden Fattah ketika menjadi Adipati Notoprojo di Glagahwangi Bintoro Demak 1475 M.
Pawestren, merupakan bangunan yang khusus dibuat untuk sholat jama’ah wanita. Dibuat menggunakan konstruksi kayu jati, dengan bentuk atap limasan berupa sirap ( genteng dari kayu ) kayu jati. Bangunan ini ditopang 8 tiang penyangga, di mana 4 diantaranya berhias ukiran motif Majapahit. Luas lantai yang membujur ke kiblat berukuran 15 x 7,30 m. Pawestren ini dibuat pada zaman K.R.M.A.Arya Purbaningrat, tercermin dari bentuk dan motif ukiran Maksurah atau Kholwat yang menerakan tahun 1866 M.
Surya Majapahit , merupakan gambar hiasan segi 8 yang sangat populer pada masa Majapahit. Para ahli purbakala menafsirkan gambar ini sebagai lambang Kerajaan Majapahit. Surya Majapahit di Masjid Agung Demak dibuat pada tahun 1401 tahun Saka, atau 1479 M.
Maksurah , merupakan artefak bangunan berukir peninggalan masa lampau yang memiliki nilai estetika unik dan indah. Karya seni ini mendominasi keindahan ruang dalam masjid. Artefak Maksurah didalamnya berukirkan tulisan arab yang intinya memulyakan ke-Esa-an Tuhan Allah SWT. Prasasti di dalam Maksurah menyebut angka tahun 1287 H atau 1866 M, di mana saat itu Adipati Demak dijabat oleh K.R.M.A. Aryo Purbaningrat.
Lawang Bledeg
Pintu Bledheg, pintu yang konon diyakini mampu menangkal petir ini merupakan ciptaan Ki Ageng Selo pada zaman Wali. Peninggalan ini merupakan prasasti “Condro Sengkolo” yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani,bermakna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.
Mihrab atau tempat pengimaman, didalamnya terdapat hiasan gambar bulus yang merupakan prasasti “Condro Sengkolo”. Prasasti ini memiliki arti“Sariro Sunyi Kiblating Gusti”, bermakna tahun 1401 Saka atau 1479 M (hasil perumusan Ijtihad). Di depan Mihrab sebelah kanan terdapat mimbar untuk khotbah. Benda arkeolog ini dikenal dengan sebutan Dampar Kencono warisan dari Majapahit.
Dampar Kencana , benda arkeologi ini merupakan peninggalan Majapahit abad XV, sebagai hadiah untuk Raden Fattah Sultan Demak I dari ayahanda Prabu Brawijaya ke V Raden Kertabumi. Semenjak tahta Kasultanan Demak dipimpin Raden Trenggono 1521 – 1560 M, secara universal wilayah Nusantara menyatu dan masyhur, seolah mengulang kejayaan Patih Gajah Mada.
Soko Tatal / Soko Guru yang berjumlah 4 ini merupakan tiang utama penyangga kerangka atap masjid yang bersusun tiga. Masing-masing soko guru memiliki tinggi 1630 cm. Formasi tata letak empat soko guru dipancangkan pada empat penjuru mata angin. Yang berada di barat laut didirikan Sunan Bonang, di barat daya karya Sunan Gunung Jati, di bagian tenggara buatan Sunan Ampel, dan yang berdiri di timur laut karya Sunan Kalijaga Demak. Masyarakat menamakan tiang buatan Sunan Kalijaga ini sebagai Soko Tatal.
Situs Kolam Wudlu . Situs ini dibangun mengiringi awal berdirinya Masjid Agung Demak sebagai tempat untuk berwudlu. Hingga sekarang situs kolam ini masih berada di tempatnya meskipun sudah tidak dipergunakan lagi.
Menara, bangunan sebagai tempat adzan ini didirikan dengan konstruksi baja. Pemilihan konstruksi baja sekaligus menjawab tuntutan modernisasi abad XX. Pembangunan menara diprakarsai para ulama, seperti KH.Abdurrohman (Penghulu Masjid Agung Demak), R.Danoewijoto, H.Moh Taslim, H.Aboebakar, dan H.Moechsin 
-          Pantai Morosari
Terletak di Kecamatan Sayung, berbatasan dengan kota Semarang tepatnya di Desa Bendono, kira-kira 3,5 km dari Jalan Raya Semarang-Demak. Tersedia restorant Seafood "The Ocean" dengan menu makanan laut yang spesial dengan view laut Jawa yang mempesona.

E.   Budaya di Kabupaten Demak
Daerah Demak memiliki budaya-budaya yang telah ada sejak dulu, berikut budaya tersebut:
a.    Grebeg Besar
Demak merupakan kerajaan Islam pertama dipulau jawa dengan rajanya Raden Fatah. Disamping sebagai pusat pemerintahan, Demak sekaligus menjadi pusat penyebaran agama Islam dipulau Jawa. Bukti peninggalan sejarah masih berdiri dengan kokoh sampai sekarang, yaitu Masjid Agung Demak.
Penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dimulai pada abad XV dan dipelopori oleh Wali Sanga, bahkan salah satu wali tersebut bermukim sampai akhir hayatnya dan dimakamkan di Kadilangu Demak, yaitu Sunan Kalijaga. Menurut cerita, Kadilangu semula adalah daerah perdikan sebagai anugrah dari Sultan Fatah kepada Sunan Kalijaga atas jasa-jasanya dalam mengembangkan agama Islam dan memajukan kerajaan Demak.
Berbagai upaya dilakukan oleh para Wali dalam menyebarluaskan agama Islam. Berbagai halangan dan rintangan menghadang, salah satu diantaranya adalah masih kuatnya pengaruh Hindu dan Budha pada masyarakat Demak pada waktu itu. Pada akhirnya agama Islam dapat diterima masyarakat melalui pendekatan pendekatan para Wali dengan jalan mengajarkan agama Islam melalui kebudayaan atau adat istiadat yang telah ada.
Setiap tanggal 10 Dzulhijah umat Islam memperingati Hari Raya Idul Adha dengan melaksanakan Sholat Ied dan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban. Pada waktu itu, dilingkungan Masjid Agung Demak diselenggarakan pula keramaian yang disisipi dengan syiar-syiar keagamaan, sebagai upaya penyebarluasaan agama Islam oleh Wali Sanga. Sampai saati ini kegiatan tersebut masih tetap berlangsung, bahkan ditumbuh kembangkan.

Prosesi Grebeg Besar Demak
·      Ziarah ke makam Sultan-Sultan Demak & Sunan Kalijaga
Grebeg Besar Demak diawali dengan pelaksanaan ziarah oleh Bupati, Muspida dan segenap pejabat dilingkungan Pemerintah Kabupaten Demak, masing-masing beserta istri/suami, ke makam Sultan-Sultan Demak dilingkungan Masjid agung Demak dan dilanjutkan dengan ziarah ke makam Sunan Kalijaga di Kadilangu. Kegiatan ziarah tersebut dilaksanakan pada jam 16.00 WIB; kurang lebih 10 (sepuluh) hari menjelang tanggal 10 Dzulhijah.                
·      Pasar Malam Rakyat di Tembiring Jogo Indah
Untuk meramaikan perayaan Grebeg Besar di lapangan Tembiring Jogo Indah digelar pasar malam rakyat yang dimulai kurang lebih 10 (sepuluh) hari sebelum hari raya Idul Adha dan dibuka oleh Bupati Demak setelah ziarah ke makam Sultan-Sultan Demak dan Sunan Kalijaga.
Pasar malam tersebut dipenuhi dengan berbagai macam dagangan, mulai dari barang barang kebutuhan sehari-hari sampai dengan mainan anak, hasil kerajinan, makanan/minuman, permainan anak-anak dan juga panggung pertunjukkan /hiburan.
·      Selamatan Tumpeng Sanga
Selamatan Tumpeng Sanga dilaksanakan pada malam hari menjelang hari raya Idul Adha bertempat di Masjid Agung Demak. Sebelumnya kesembilan tumpeng terebut dibawa dari Pendopo Kabupaten Demak dengan diiringi ulama, para santri, beserta Muspida dan tamu undangan lainnya menuju ke Masjid Agung Demak. Tumpeng yang berjumlah sembilan tersebut melambangkan Wali Sanga. Selamatan ini dilaksanakan dengan harapan agar seluruh masyarakat Demak diberikan berkah keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat dari Allah SWT. Acara selamatn tersebut diawali dengan pengajian umum diteruskan dengan pembacaan doa. Sesudah itu kepada para pengunjung dibagikan nasi bungkus. Pembagian nasi bungkus tersebut dimaksudkan agar para pengunjung tidak berebut tumpeng sanga. Sejak beberapa tahun terakhir tumpeng sanga tidak diberikan lagi kepada para pengunjung dan sebagai gantinya dibagikan nasi bungkus tersebut.
Pada saat yang sama di Kadilangu juga dilaksanakan kegiatan serupa, yaitu Selamatan Ancakan, selamatan terebut bertujuan untuk memohon berkah kepada Allah SWT agar sesepuh dan seluruh anggota Panitia penjamasan dapat melaksanakan tugas dengan lancar tanpa halangan suatu apapun juga serta untuk menghormati dan menjamu para tamu yang bersilaturahmi dengan sesepuh.
·      Slolat Ied
Pada tanggal 10 Dzulhijah Masjid Agung dipadati oleh umat Islam yang akan melaksanakan Sholat Ied, pada saat-saat seperti ini Masjid Agung Demak sudah tidak dapat lagi menampung para jamaah, karena penuh sesak dan melebar ke jalan raya, bahkan sebagian melaksanakan sholat di alun-alun. Pada kesempatan tersebut Bupati Demak beserta Muspida melaksanakan sholat di Masjid Agung Demak dan dilajutkan dengan penyerahan hewan qurban dari Bupati Demak kepada panitia.
·      Penjamasan Pusaka Peninggalan Sunan Kalijaga
Setelah selesai Sholat Ied di makam Sunan Kalijaga, Kadilangu, dilaksanakan penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga. Kedua pusaka tersebut adalah Kutang Ontokusuma dan Keris Kyai Crubuk. Konon Kutang Ontokusumo adalah berujud ageman yang dikiaskan pegangan santri yang dipakai sunan kalijaga setiap kali berdakwah.
Penjamasan pusaka-pusaka tersebut didasari oleh wasiat sunan kalijaga sebagai berikut””agemanku, besuk yen aku wis dikeparengake sowan engkang Maha Kuwaos, salehna neng duwur peturonku. Kajaba kuwi sawise uku kukut, agemanku jamas ana.” Dengan dilaksanakan penjamasan tersebut, diharapkan umat Islam dapat kembali ke fitrahnya dengan mawas diri/mensucikan diri serta meningkatkan iman dan taqwa Kepada allah SWT
Prosesi penjamasan tersebut diawali dari Pendopo Kabupaten Demak, dimana sebelumnya dipentaskan pagelaran tari Bedhoyo Tunggal Jiwo. Melambangkan “Manunggale kawula lan gusti”, yang dibawakan oleh 9 (sembilan) remaja putri. Dalam perjalanan ke Kadilangu minyak jamas dikawal oleh bhayangkara kerajaan Demak Bintoro “Prajurit Patangpuluhan” dan diiringi kesenian tradisional Demak. Bersamaan dengan itu Bupati beserta rombongan menuju Kadilangu dengan mengendarai kereta berkuda.
Penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga dilaksanakan oleh petugas dibawah pimpinan Sesepuh Kadilangu di dalam cungkup gedong makam Sunan Kalijaga Kalijaga. Sesepuh dan ahli waris percaya, bahwa ajaran agama Islam dari Rasulullah Muhammad SAW dan disebar luaskan oleh Sunan Kalijaga adalah benar. Oleh karena itu penjamasan dilakukan dengan mata tertutup. Hal tersebut mengandung makna, bahwa penjamas tidak melihat dengan mata telanjang, tetapi melihat dengan mata hati. Artinya ahli waris sudah bertekad bulat untuk menjalankan ibadah dan mengamalkan agama Islam dengan sepenuh hati.
Dengan selesainya penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga tersebut, maka berakhir pulalah rangkaian acara Grebeg Besar Demak.

b.      Tradisi Syawalan

Syawalan atau sedekah laut merupakan tradisi yang selalu dilakukan masyarakat pesisir setiap bulan Syawal atau tepatnya 7 hari setelah Idul Fitri.

Kegiatan ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas berkah keselamatan dan hasil laut yang telah dilimpahkan. Melalui kegiatan ini, masyarakat pesisir berharap tangkapan pada tahun-tahun mendatang terus membaik dan selalu diberkati keselamatan.

c.       Kesenian Barong dan Kuda Lumping

Kesenian Barong Demak memang memiliki ke-khas-an tersendiri. Selain dari pakem ceritanya, yang membedakan barong Demak dengan lainnya nampak dari pakaian yang dikenakan.

d.      Kesenian Kentrung dan Tari Zapin

Seni kentrung atau kentrungan biasanya dimainkan pada saat hari-hari besar Islam, kawinan, khitanan, atau acara besar lainnya. Kesenian ini dimainkan dengan seperangkat alat musik yang terdiri dari gendang ,rebana, ketipung, serta jidur. Kesenian ini berisikan cerita-cerita para nabi, wali, serta lagu-lagu Islam.

 

 

F.   Perekonomian di Daerah Demak
1)      Pertanian
Daerah Demak memiliki banyak hasil bumi, meliputi:
a.       Tanaman Pangan
Sub sektor tanaman pangan meliputi komoditi padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kedelai dan sorgum. Luas panen bersih tanaman padi (padi sawah) pada tahun 2009 seluas 97.610 hektar. Apabila dibandingkan dengan tahun 2008 naik sebesar 5,44 persen. Produksi padi sawah pada tahun 2009 mencapai 571.330 ton gabah kering giling (GKG), mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun  2008 sebesar 1,35 persen.

b.      Tanaman Perkebunan
Secara umum, tanaman perkebunan tahun 2009, mengalamai penurunan dibanding dengan luas tanaman dan produksi tahun sebelumnya. Luas dan produksi tanaman perkebunan selama tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 di Kabupaten Demak mengalami penurunan.
Dilihat dari sisi luas, tanaman perkebunan rakyat yang mempunyai area cukup besar, pada tahun 2009 adalah tembakau, kelapa dan kelapa hibrida, Sedangkan dilihat dari sisi produksi juga tanaman tembakau, kelapa dan kelapa hibrida.
2)      Perikanan
Sub sektor perikanan meliputi kegiatan usaha perikanan laut dan perikanan darat. Perikanan darat terdiri dari usaha budidaya (kolam, perairan umum dan tambak). Produksi yang dihasilkan dari perikanan laut tahun 2009 mencapai 923,62 ton dengan nilai 3.032, 28 juta rupiah. Pada tahun 2009, produksi budidaya perikanan darat didom inasi oleh budidaya ikan tambak sebesar 7.809,22 ton dengan nilai  84.580,96 juta rupiah.
Produksi budidaya ikan kolam dan perairan umum masing-masing sebesar 7.381,23 ton dan 1.526,46 ton, dengan nilai produksi masing-masing 78.649,51 juta rupiah dan 13.866,43 juta rupiah.
3)      Peternakan
Jenis ternak yang dihasilkan di Kabupaten Demak adalah ternak besar yaitu sapi, kerbau, kuda. Sedangkan ternak kecil terdiri dari kambing, domba dan kelinci. Disamping itu, diusahakan aneka ternak termasuk unggas, ayam, itik dan burung puyuh. , kambing, domba dan kelinci. Sedangkan untuk unggas meliputi ayam ras, ayam kampung, itik, angsa/kalkun dan burung puyuh. Populasi ternak besar pada tahun 2009, untuk sapi, kerbau dan kuda masing-masing 2.700ekor, 3.118 ekor dan 656 ekor.Pada tahun 2009, populasi kambing, domba dan kelinci yang merupakan ternak kecil tercatat 37.288 ekor, 68.466 ekor dan 2.591 ekor.

G.      Penduduk di Daerah Demak
a.       Kesehatan
Kesehatan merupakan masalah kita bersama, baik pemerintah maupun masyarakat, dan oleh karena itu kesehatan perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak. Salah satu peran pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah menyediakan sarana kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas baik dari segi finansial maupun lokasinya. Sarana kesehatan tersebut antara lain berupa Rumah Sakit, puskesmas, puskesmas pembantu dan tenaga kesehatan.
Pada tahun 2009, di Kabupaten Demak terdapat 3 RSU, 26 puskesmas, 53 puskesmas pembantu dan 40 balai pengobatan. Selain itu, sarana kesehatan lain yang berupa tenaga kesehatan adalah 10 dokter spesialis, 61 dakter umum, 13 dokter gigi, 3 apoteker, 50 sarjana kesehatan, 125 sarjana muda kesehatan, 168 perawat, 24 perawat khusus gigi, dan 349 bidan.
Banyaknya tersangka penderita TBC bertambah pada tahun 2009, jika dibandingkan dengan jumlah tersangka penderita tahun sebelumnya (2008). Jika pada tahun 2008 tersangka penderita TBC berjumlah 4.662 orang dan yang positip menderita 587 orang, maka tahun 2009 tersangka penderita bertambah menjadi 5.014 orang dengan yang positip menderita 645 orang.
b.      Pendidikan
Pendidikan sangat diperlukan oleh setiap penduduk, bahkan setiap penduduk berhak untuk dapat mengenyam pendidikan, khususnya penduduk usia sekolah (7-24 tahun). Jumlah penduduk usia 7-24 tahun yang pada tahun 2009 masih bersekolah sebanyak: SD 106.801 orang, SLTP 24.609 orang, dan SLTA 18.748 orang.
Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pendidikan (guru) yang memadai. Berdasarkan data dari Kantor Depdiknas Kabupaten Demak, pada tahun 2009 diketahui ada 575 Sekolah Dasar (SD), 67 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan 60 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Sedang jumlah guru berturut-turut 6.004 untuk SD, 1.788 untuk SLTP dan 1.654 untuk SLTA.
Dari jumlah guru dan murid diatas dapat dihitung rasio murid terhadap guru, dimana rasio murid terhadap guru untuk SD adalah 17,79 untuk SLTP 13,76 dan untuk SLTA 11,33. Ini berarti bahwa setiap guru SD harus menangani  sedikitnya 18 orang, begitu juga untuk SLTP dan SLTA.
Dari sumber yang sama didapat jumlah anak putus sekolah (drop-out) selama tahun 2009 menurut tingkat pendidikan adalah untuk tingkat SD 82 orang, SLTP 164 orang dan SLTA 43 orang, sehingga jumlah seluruhnya mencapai 289 orang.
c.       Kesejahteraan Sosial
KDRT
KDRT adalah singkatan dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga yaitu setiap tindakan yang mengakibatkan ada kesengsaraan dan penderitaan-penderitaan perempuan secara psikologis fisik dan seksual termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam lingkungan kehidupan pribadi.
Apa Faktor Penyebab KDRT?
- Sosial Budaya :
Pertama, budaya patriarkhi yang mendudukan laki-laki sebagai makhluk superior dan perempuan sebagai makhluk  inferior. Kedua, pemahaman yang keliru terhadap ajaran agama sehingga menganggap bahwa laki-laki boleh menguasai perempuan. Ketiga, peniruan anak laki-laki yang hidup bersama ayah yang suka memukul, biasanya akan meniru perilaku ayahnya.
Apa Hukuman bagi pelaku KDRT?
KDRT dapat diadukan dan diperkarakan kepada polisi dengan ancaman hukuman pelaku antara lain :
1)   Yang terkait dengan perkosaan; perkosaan terhadap perempuan dewasa diancam dengan KUHP pasal 285 yaitu maksimal 12 tahun penjara. Sedangkan perkosaan terhadap anak (pencabulan) diancam dengan KUHP pasal 287 yaitu "maksimal diancam 9 tahun penjara"
2)   KUHP mulai pasal 3511-355, mengancam hukuman penjara bagi pelaku penganiayaan ringan sampai berat. Dalam keadaan tertentu penganiayaan dapat digabungkan penuntutannya dalam pasal-pasal pembunuhan yang diatur dalam pasal 338,339 dan 340.
3)   KUHP pasal 356 pemberian sepertiga dari ancaman hukuman pada penganiayaan yang dilakukan terhadap orang diluar anggota keluarga.
4)   PP No.9 tahun 1975; pasal 19 jo pasal 116 Kompilasi Hukum Islam (KHI) kemungkinan untuk menjadikan penganiayaan sebagai alasan untuk bercerai.
5)   PP No.9 tahun 1975 pasal 24 dan KHI pasal 136 menyediakan perlindungan bagi pihak yang merasa keselamatan jiwa dan hartanya terancam dan berhak mengajukan permohonan kepada pengadilan selama gugatan perceraian berlangsung. Diperbolehkan tidak tinggal bersama dengan pasangannya serta mencegah agar harta bersama yang dimiliki tidak dapat dipindah tangankan oleh salah satu pihak.

Keluarga Berencana

PesertaKeluargaBerencana(KB) aktif di Kabupaten Demak selama tahun 2009 tercatat 179.096 peserta. Pada keadaan yang sama, peserta KB baru tercatat sebanyak 40.242 peserta. Hal ini di atas target yang dicanangkan oleh pemerintah yang sebanyak 33.761 peserta.

Berdasarkan alat kontrasepsi yang digunakan, sebagian besar peserta KB aktif menggunakan suntik sebagai metode kontrasepsi (72,81 persen). Selain itu ada beberapa alat kontrasepsi yang lebih diminati oleh peserta KB dari pada alat yang lain, antara lain susuk/implant (7,48 persen), pil (11,26 persen), dan IUD (3,64 persen). Sedangkan kondom dan MOP merupakan alat kontrasepsi yang tidak banyak diminati oleh para peserta KB.

 

Kehidupan Beragama

Suasana kerukunan kehidupan beragama dan kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan dambaan masyarakat. Beragamnya tempat peribadatan merupakan salah satu bukti kerukunan agama diantara umat.

Banyaknya tempat peribadatan di Kabupaten Demak pada tahun 2009 mencapai 4.531 buah, terdiri atas masjid dan mushola 99,43 persen, gereja katholik, gereja protestan dan pure 0,55 persen.

















Sumber : http://www.kab.demak.go.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar