BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Universitas
Negeri Semarang, disingkat UNNES,
adalah sebuah perguruan tinggi di Indonesia. Kampus utamanya terletak di daerah Sekaran
(Gunungpati), bagian Selatan dari Semarang, Jawa Tengah. Dan Kampus lainnya terletak di Ngaliyan (Semarang) dan di Kemandungan, Tegal Barat, Tegal. Universitas Negeri Semarang(Unnes)
adalah universitas konservasi. Konservasi memang telah menjadi visi UNNES.
Lengkapnya, universitas konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul,
dan sejahtera. Sekarang Universitas Negeri Semarang telah menjelma menjadi
salah satu Perguruan Tinggi Negeri Unggulan dan terpandang di Jawa Tengah. Di
kampus Sekaran, 12 Maret 2010, keberadaan Unnes sebagai universitas konservasi
telah dideklarasikan. Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh hadir dan
meresmikannya. Dengan deklarasi itu, UNNES bertekad untuk selalu menjunjung
tinggi prinsip perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan pengembangan secara
lestari terhadap sumber daya alam dan budaya luhur bangsa.
Konservasi sebagai wujud tridarma
perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Gemanya, tentu saja, kami harapkan sampai di kampus-kampus lain
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Unnes: Kelud, Bendan, Pegandan,
Karanganyar, dan Tegal. Dengan begitu, makin kuatlah persenyawaan itu. Sebagai
perguruan tinggi negeri jelmaan Insitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP),
Unnes memberikan perhatian besar pada bidang kependidikan. Dari 59 program
studi, 34 program studi di antaranya merupakan program studi kependidikan
dengan gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) bagi lulusannya. Tak hanya pada jenjang
sarjana, Unnes juga membuka sejumlah program studi pada jenjang magister (S2)
dan program doktor (S3), di samping program diploma (D3). Di universitas ini
dibuka pula pendidikan profesi dan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap
memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap
mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa
depan. Namun menurut Adishakti (2007) istilah konservasi yang biasa digunakan para
arsitek mengacu pada Piagam dari
International Council of Monuments and Site (ICOMOS) tahun 1981, yaitu Charter for the Conservation of
Places of Cultural Significance, Burra, Australia, yang lebih dikenal
dengan Burra Charter.
Disini dinyatakan
bahwa konsep konservasi adalah semua kegiatan pelestarian sesuai dengan
kesepakatan yang telah dirumuskan dalam piagam tersebut. Konservasi adalah
konsep proses pengelolaan suatu tempat atau ruang atau obyek agar makna
kultural yang terkandung di dalamnya terpelihara dengan baik. Kegiatan
konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan
situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut.
Suatu
program konservasi sedapat mungkin tidak hanya dipertahankan keasliannya dan
perawatannya namun tidak mendatangkan nilai ekonomi atau manfaat lain bagi
pemilik atau masyarakat luas. Dalam
hal ini peran arsitek sangat penting dalam menentukan fungsi yang sesuai karena
tidak semua fungsi dapat dimasukkan. Kegiatan yang dilakukan ini membutuhkan
upaya lintas sektoral, multi dimensi dan disiplin, serta berkelanjutan.
1.2
Tujuan
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup.
2. Agar
mahasiswa dapat mengetahui tentang definisi Konservasi.
3. Agar
mahasiswa dapat mengetahui tentang pelaksanaan Konservasi di Universitas negeri
Semarang.
4. Agar
mahasiswa dapat mengetahui pilar-pilar konservasi di Universitas negeri
Semarang.
5. Agar
mahasiswa dapat mengetahui pelaksanaan konservasi di Fakultas Ilmu Sosial di
Universitas negeri semarang.
6. Agar
mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
konservasi.
7. Agar
mahasiswa mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat mengoptimalkan pelaksanaan
konservasi.
1.3
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud Konservasi?
2. Bagaimana
pelaksanaan Konservasi di Universitas Negeri Semarang?
3. Apa
saja pilar-pilar Konservasi di Universitas Negeri Semarang?
4. Apakah
pelaksanaan Konservasi di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang sudah baik?
5. Apa
saja yang menjadi masalah pelaksanaan Konservasi di Fakultas ilmu sosial
Universitas Negeri Semarang?
6. Apa saja upaya dilakukan untuk mengoptimalkan
pelaksanaan Konservasi di fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang?
BAB
II
ISI
2.1
Pengertian Konservasi
Konservasi
itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas
kata con (together) dan servare (keep/save) yang
memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save
what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini
dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama
yang mengemukakan tentang konsep konservasi. Konservasi dalam pengertian
sekarang, sering diterjemahkan sebagai the wise use of nature resource
(pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana). Konservasi juga dapat dipandang dari segi
ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba
mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi,
konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang
dan masa yang akan datang.
Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi
didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai berikut :
1. Konservasi
adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam
jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).
2. Konservasi
adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal secara
sosial (Randall, 1982).
3. Konservasi
merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia
sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam
kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi,
pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).
4. Konservasi
adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat memberikan atau
memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi
yang akan datang (WCS, 1980).
Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah
[2]:
·
Upaya efisiensi dari
penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada
pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama
tingkatannya.
·
Upaya perlindungan
dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam
·
(fisik) Pengelolaan
terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau
transformasi fisik.
·
Upaya suaka dan
perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
·
Suatu keyakinan bahwa
habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman
genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan
alaminya.
2.2 Pelaksanaan Konservasi di Universitas Negeri
Semarang
Dunia
sedang menghadapi ancaman pesatnya pembangunan, kemajuan ilmu dan teknologi,
serta pemanasan global (global warming). Untuk itu, selayaknya
keberadaan kawasan konservasi juga turut diperhatikan, karena keberadaan
kawasan tersebut dipastikan dapat menjaga keseimbangan ekosistem. Kawasan
konservasi semacam ini sesungguhnya dapat dikembangkan pada skala yang lebih
kecil. Dengan memperhatikan letak, topografi, dan potensi keanekaragaman hayati
di kampus pusat Unnes dan sekitarnya, Unnes sesungguhnya lebih dari layak untuk
menjadi contoh dan referensi kawasan konservasi di Kota Semarang (Rahayuningsih
et al. 2009). Selama ini Unnes sudah melaksanakan serangkaian program
penghijauan terpadu baik di kampus, dan berbekal pengalaman serta komitmen ini
Unnes perlu untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi universitas berwawasan
konservasi). Universitas Konservasi yang dimaksud dalam naskah akademis Unnes
Universitas Konservasi (2009) adalah sebuah universitas yang dalam pelaksanaan
Tri Dharma Perguruan Tinggi mengacu pada prinsip-prinsip konservasi
(perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari) baik konservasi
terhadap sumber daya alam, seni budaya, serta berwawasan ramah lingkungan.
Dalam
meneguhkan diri menjadi universitas konservasi Unnes telah membentuk Badan
Pengembang Konservasi. Badan Pengembang Konservasi memiliki tujuh (7) divisi
yaitu Divisi Konservasi Biodiversitas (Biodiversity Conservation), Pengelolaan
Limbah (Waste Management), Energi Bersih (Clean Energy), Kebijakan Kertas
(Paperless), Arsitektur Hijau dan Transportasi Internal (Green Architecture and
Internal Transportation), Seni, Etika, dan Budaya (Art, Ethics, and Culture
Conservastion), and Kader Konservasi (Cadre Conservation). Melalui tujuh divisi
tersebut beberapa program telah, sedang, dan akan dilaksanakan untuk memperkuat
posisi Unnes sebagai Universitas Konservasi sekaligus sebagai bentuk tanggungjawab
Unnes terhadap segala permasalahan lingkungan dan global warming.
Divisi
Konservasi Biodiversitas adalah divisi yang mempunyai program konservasi flora
fauna melalui inventarisasi dan monitoring flora fauna, pengembangan database
dan sistem e-biodiversity, penangkaran kupu-lupu, gerakan penghijauan,
pengembangan kebun wisata pendidikan, Taman Keanekaragaman Hayati, pembibitan
tanaman buah, langka, obat, dan tanaman keras. Melalui berbagai program dan
kegiatan yang dilaksanakan, diharapkan mampu berperan dalam menjaga kelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia. Inventarisasi dan monitoring flora dan fauna
serta pengelolaan database keanekaragaman hayati dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengembangan dan pembangunan kampus Unnes.
Inventarisasi awal fauna khususnya burung dan kupu-kupu di kampus pusat Unnes
pada tahun 2005, 2008, dan awal 2009, berhasil mengidentifikasi sebanyak 58
jenis burung. Dari 58 jenis tersebut, 14 jenis di antaranya dilindungi
peraturan dan perundangan Indonesia; 2 jenis termasuk dalam kategori spesies
yang dilindungi CITES (Convention on International Trade in Endangered
Species of Wild Fauna and Flora) Appendix II, 1 jenis termasuk
kelompok spesies yang dilindungi IUCN (International Union for Conservation
of Nature) dengan kategori Endangered Species: EN, dan lima
jenis termasuk kategori spesies endemik Jawa. Sementara berdasarkan
inventarisasi awal jenis kupu-kupu berhasil ditemukan sebanyak 33 jenis
kupu-kupu, dan salah satunya merupakan jenis yang dilindungi menurut sistem
perundangan Indonesia. Keberadaan beberapa jenis flora fauna penting yang ada
di kampus menjadi nilai tersendiri untuk dikembangkan dan dilestarikan.
Asas
kebermanfaatan dari nilai keanekaragaman hayati yang ada di kampus Unnes dikemas
melalui kegiatan penangkaran kupu-kupu dan pengembangan kebun wisata
pendidikan. Kupu-kupu yang dapat dijadikan sebagai bioindikator kualitas
lingkungan menjadi alasan utama dalam pembangunan laboratorium penangkaran
kupu-kupu. Kegiatan penangkaran kupu-kupu yang telah dilakukan berhasil
menangkarkan beberapa jenis kupu-kupu langka dan yang dilindungi. Sebagai wujud
Social Responsibility Unnes sebagai universitas konservasi, divisi
Konservasi Biodiversitas bekerja sama dengan Jurusan Biologi FMIPA Unnes dan
berbagai pihak lain mengembangkan konsep wisata pendidikan untuk masyarakat
melalui program Eduwisata di kebun wisata pendidikan Unnes. Kegiatan ini
mengintegrasikan laboratorium penangkaran kupu, kebun bibit kampus dan berbagai
atraksi wisata lain yang bermuatan pendidikan.
Melalui
Divisi Pengelolaan Limbah dilakukan berbagai program dengan tujuan utama
mengurangi dampak limbah/sampah terhadap kesehatan, lingkungan dan/ keindahan
serta untuk memulihkan sumberdaya alam. Kegiatan yang dilakukan antara lain
adalah Reduce yamg dimulai dengan pemilahan dan pengurangan produk
limbah di kampus, Reuse, memanfaatkan sampah anorganik untuk aneka handycraft,
Recycle, mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, dan Recovery melalui
pemetaan lokasi TPS/A di lingkungan Unnes. Divisi Arsitektur Hijau dan
Transportasi Internal bertanggungjawab dalam pengembangkan guideline penyertaan
struktur ramah lingkungan pada pada penggunaan gedung saat ini dengan fungsi
baru, pengembangan jalur sepeda dan jalan kaki, penggunaan transportasi ramah
lingkungan, pembuatan shelter sepeda, pembuatan contoh sumur resapan, dan
pembuatan model bangunan hemat energi.
Paperless
Policy merupakan divisi yang memiliki program meminimalisasi
penggunaan kertas dengan memanfaatkan teknologi informasi yang dimiliki Unnes,
antara lain dengan melakukan pengembangan system aplikasi berbasis web,
pengembangan penerbitan on line, peningkatan sarana pendukung, dan
pengembangan organisasi. Divisi Energi adalah divisi yang bertugas melakukan
upaya pemanfaatan sumber energi terbarukan dan penggunaan teknologi energi yang
efisien dengan budaya hemat energi. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
Penerapan peralatan hemat energ, Intensifikasi pencarian dan pemanfaatan
sumber-sumber energi tebarukan dengan bahan local, Penerapan teknologi hemat
energi dan manajemen energi pada sektor pembangkit listrik cadangan (GenSet)
dengan menggunakan hybrid Energy (PLN – Panel Surya – Bahan Bakar Nabati/Biofuel),
pengalokasian dana untuk Penelitian dan Pengembangan Material Energi (fotovoltaik
dan biofuel).
Divisi
Konservasi Seni, Etika, dan Budaya mempunyai program-program dengan misi
melestarikan seni dan budaya Indonesia, disamping melakukan sosialisasi
pendidikan karakter dalam upaya meneguhkan misi konservasi. Kegiatan yang sudah
dilakukan antara lain adalah Workshop pilar-pilar konservasi, pencanangan satu
hari berbahasa Jawa di Kampus Unnes, Selasa Legen, pementasan Ketoprak dan
Wayang Orang setiap tahun. Divisi Kader Konservasi lebih difokuskan dalam upaya
peningkatan kader konservasi baik di lingkungan Unnes maupun masyarakat sekitar
Unnes. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah : penjaringan kader,
pelatihan kader melalui pendidikan konservasi, sosialisasi, dan memperluas
kerjasama dengan pihak yang terkait dengan kegiatan konservasi dan lingkungan
hidup.
2.3 Tujuh Pilar
Konservasi Universitas Negeri Semarang
Badan Pengembang Konservasi UNNES
mempunya 7 pilar konservasi, yaitu :
1.
Arsitektur Hijau dan Transportasi Internal
Arsitektur
hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan
yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air
dan energi, dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan
binaan yang efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang
ada, mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam
mengembangkan produktivitas penghuninya, mampu mengurangi sampah, polusi dan
kerusakan lingkungan.
Dalam divisi
ini akan dikembangkan guidline penyertaan struktur ramah lingkungan pada
penggunaan gedung saat ini dengan fungsi baru, pengembangan jalur sepeda dan
jalan kaki, penggunaan transportasi ramah lingkungan, pembuatan shelter sepeda,
pembuatan contoh sumur resapan, dan pembuatan model bangunan hemat energi. Hal
ini bertujuan membentuk budaya ramah lingkungan pada lingkungan kampus. Pada
tahap awal sejak deklarasi UNNES sebagai universitas konservasi pengembangan
jalur sepeda dan jalan kaki telah dilaksanakan.
2. Biodiversitas
Secara
geografis, Unnes terletak di daerah pegunungan dengan topografi yang beragam
dan memiliki tingkat keanekaragaman hayati (biodiversity) baik flora maupun
fauna yang relatif tinggi. Untuk meneguhkan diri menjadi sebuah universitas
konservasi, telah dikembangkan "Taman Keanekaragaman Hayati" yang
meliputi program penghijauan, pemilahan sampah organik dan anorganik, dan
pengolahan sampah organik menjadi kompos.
Inventarisasi awal fauna khususnya burung dan
kupu-kupu di kampus pusat Unnes pada tahun 2005, 2008, dan awal 2009, berhasil
mengidentifikasi sebanyak 58 jenis burung. Dari jumlah tersebut, 14 diantaranya
dilindungi peraturan dan perundangan Indonesia; 2 jenis termasuk dalam kategori
spesies yang dilindungi CITES (Conservation on International Trade in Endangered
Species of Wild Fauna and Flora) Appendix II, I dan termasuk kelompok spesies
yang dilindungi IUCN (International Union for Conservation of Nature) dengan
kategori Endangered Species: EN, dan lima jenis termasuk kategori spesies
endemik Jawa. Selain itu ditemukan sebanyak 33 jenis kupu-kupu dan salah
satunya merupakan jenis yang dilindungi menurut sistem perundangan Indonesia.
3.
Energi Bersih
Program ini
merupakan upaya pemanfaatan sumber energi terbarukan dan penggunaan teknologi
energi yang efisien dengan budaya hemat energi. Energy surya (solar energy)
merupakan sumber energy terbarukan yang paling sederhana, sehingga dengan
penerapan panel surya di beberapa titik utama, kampus akan mengurangi konsumsi
listrik dari PT.PLN.Selain itu dikembangkan pula biofuel. Proses composting
dari bio-massa merupakan salah satu alternatif untuk memperoleh biofuel dan
dipadukan pada sistem pengolahan limbah organik. Tenaga angin adalah sumber
energy yang dapat dimanfaatkan di Unnes dengan membuat kincir angin di area terbuka
kampus dan bersinergi dengan panel surya. Selain itu sosialisasi terhadap
civitas akademika UNNES dan lingkungan sekitar kampus juga dilaksanakan guna
mendukung pelaksanaan kebijakan green energi.
4. Seni Budaya
Bersamaan dengan upaya konservasi secara ekologis,
penguatan pada aspek sikap dan perilaku segenap warga universitas serta
lingkungan disekitarnya yang mencerminkan nilai konservasi menjadi program
konservasi di budang budaya. Implementasinya lewat sosialisasi dan
pembudayaansikap hidup ramah lingkungan, semangat menanam sekaligus merawatnya,
mengutamakan nir kertas, efisien energi sekaligur pengembangan energi ramah
lingkungan yang semua bermuara pada perlindungan dan penguatan. Sejalan dengan
itu, kegiatan yang telah berlangsung akan diteruskan, difasilitasi, dan
dioptimalkan. Antara lain sarasehan 'selasa legen (rebo legen)', sanggar tari,
sanggar pedalangan, sanggar panatacara, dan pembangunan kampung budaya.
Kampung budaya, secara fisik, merupakan sebuah
perkampungan yang mencerminkan prinsip multikultural. Diperkampungan inilah
berbagai aspek dan wujud kebudayaan dieksplorasi, diapresiasi dan dikembangkan.
Diperkampungan ini akan dibangun rumah berbagai etnis lengkap dengan uba rampe
dan aktifitas yang mencerminkan entitas tiap-tiap etnis (kultur/subkultur).
5.
Kaderisasi Konservasi
Program ini merupakan upaya peningkatan kader
konservasi baik di lingkungan UNNES maupun masyarakat sekitar UNNES. Kegiatan
yang dilakukan antara lain adalah penjaringan kader, pelatihan kader melalui
pendidikan konservasi, sosialisasi, dan memperluas kerjasamadengan pihak
terkait dengan kegiatan konservasi dan lingkungan hidup. Bersamaan dengan upaya
konservasi secara ekologis, penguatan pada aspek sikap dan perilaku segenap
warga universitas serta lingkungan disekitarnya yang mencerminkan nilai
konservasi menjadi program konservasi di budang budaya.
Implementasinya lewat sosialisasi dan pembudayaansikap
hidup ramah lingkungan, semangat menanam sekaligus merawatnya, mengutamakan nir
kertas, efisien energi sekaligur pengembangan energi ramah lingkungan yang
semua bermuara pada perlindungan dan penguatan. Sejalan dengan itu, kegiatan
yang telah berlangsung akan diteruskan, difasilitasi, dan dioptimalkan. Antara
lain sarasehan 'selasa legen (rebo legen)', sanggar tari, sanggar pedalangan,
sanggar panatacara, dan pembangunan kampung budaya. Kampung budaya, secara
fisik, merupakan sebuah perkampungan yang mencerminkan prinsip multikultural.
Diperkampungan inilah berbagai aspek dan wujud kebudayaan dieksplorasi,
diapresiasi dan dikembangkan. Diperkampungan ini akan dibangun rumah berbagai
etnis lengkap dengan uba rampe dan aktifitas yang mencerminkan entitas
tiap-tiap etnis (kultur/subkultur).
6.
Kebijakan Nirkertas
Pemanfaatan
Teknologi Informasi di lingkungan Unnes diharapkan mampu membuka peluang
mengurangi secara signifikan penggunaan kertas dalam surat menyurat dan
dokumentasi melalui Paperless Policy. Implementasi kebijakan ini berlaku dalam
pengelolaan administrasi akademik berbasis teknologi informasi, pengelolaan
administrasi dokumen perkantoran berbasis teknologi informasi dan rancangan
e-Administrasi. Dengan kata lain kebijakan nir kertas merupakan program
meminimalisasi penggunaan kertas dengan memanfaatkan teknologi informasi yang
dimiliki UNNES, antara lain dengan melakukan pengembangan sistem aplikasi
berbasis web, pengembangan penerbitan online, peningkatan sarana pendukung, dan
pengembangan organisasi. Melalui kebijakan Paperless Policy diharapkan konsumsi
kertas akan semakin ditekan tanpa mengurangi efektifitas kerja dan merupakan
salah satu upaya dalam pencegahan pemanasan global dan mengembalikan fungsi
hutan sebagai paru-paru dunia.
7.
Pengolahan Limbah
Program ini
melputi daur ulang kertas, plastik, logam/kaleng, pengolahan limbah
laboratorium, dan pengolahan bunga/daun kering. Sejak tahun 2009 telah
dilakukan pemisahan tempat sampah antara sampah organik dan sampah anorganik di
setiap gedung Unnes. Program kelanjutan dari pemisahan sampah ini adalah adanya
pengelolaan yang berkelanjutan sesuai dengan jenis sampah tersebut, sampah
organik dikelola menjadi pupuk kompos, sedangkan untuk sampah anorganik
dilakukan pemilahan untuk dilakukan daur ulang atau dikirim ke TPA. Selain
untuk menjaga kelestarian lingkungan diperlukan pula pengelolaan lingkungan
meliputi pengelolaan sampah, daur ulang sampah organik menjadi kompos dan
perencanaan Unit Pengelolaan Limbah Laboratorium Kimia dan Biologi. Dalam
pengolahan kompos ini warga sekitar lingkungan kampus juga dilibatkan agar
terciptanya lapangan pekerjaan bagi warga sekitar guna mendukung budaya
konservasi. Pengembangan pengolahan kompos ini dilakukan bertahap seiring
peningkatan produksi pupuk kompos yang diproduksi.
2.4 Pelaksanaan Konservasi
FIS UNNES
Kondisi lingkungan kampus yang hijau,
asri, rapi, indah, dan sehat akan terasa sejuk dan damai apabila didukung
dengan cara berpikir, cara bersikap,
yang mengedepankan nilai-nilai sosial dan nilai-nilai budaya yang diakui
dan dijunjung tinggi dalam kehidupansehari-hari.
Pelaksanaan Konservasi di Fakultas Ilmu
Sosial , Universitas Negeri Semarang dapat dilihat dari penempatan parker
kendaraan bermotor yang tidak di perbolehan berada di lingkungan sekitar
Fakultas Ilmu Sosial. Hal ini dilakukan untuk ikut mensukseskan kegiatan yang
di canangkan oleh Universita Negeri Semarang untuk mengurangi tingkat polusi
udara di sekitar kawasan kampus UNNES. Namun, masih banyak mahasiswa yang belum
mematuhi peraturan ini, yaitu masih banyak kendaraan yang di parkir di belakang
gedung C2.
Di fakultas ilmu sosial juga melakukan
konservasi sosial. Konservasi sosial bertujuan untuk mencintai, memelihara,
melestarikan, dan melaksanakan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang
diyakini kebenarannya dan diterima sebagai panduan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Secara harfiah, konservasi sosial
diartikan sebagai upaya membangun kecintaan bersamawarga Fakultas Ilmu Sosial
(FIS) dalam memelihara, melestarikan, dan melaksanakan nilai-nilai luhur dan
budaya masyarakat yang memiliki kontribusi terhadap peningkatan rasa persatuan
dan kebersamaan warga FIS dalam mengembangkan dan melaksanakan tugas dan
tanggung jawab, terutama dalam rangka membangun masyarakat yang beradab.
Panduan Konservasi Sosial yang akan
segera disosialisasikan dan diberikan kepada warga FIS Unnes ini, berisi
penjelasan mengenai 2 pilar konservasi sosial, nilai-nilai karakter sosial
beserta indikatornya, strategi implementasi dan pencapaian untuk mengembangkan
dan mewujudkan kecerdasan sosial dan kearifan sosial sebagai cirri dan karakter
FIS Unnes. Keberhasilan pelaksanaan konservasi sosial diharapkan dapat
mewujudkan FIS sebagaimana air yang
memberikan daya hidup masyarakat. Oleh karena itu, semua warga FIS Unnes
diharapkan dapat memahami isi panduan konservasi sosial sehingga dapat
melaksanakan konservasi sosial secara efektif dan efisien. Pelaksanaan
konservasi di Fakultas Ilmu sosial Universitas Negeri Semarang masih belum baik
karena masih banyak masalah-masalah yang dialami.
2.5 Masalah – masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
konservasi di FIS Unnes
Dalam pelaksanaan konservasi di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang terdapat beberapa masalah yang menjadikan pelaksanaan konservasi di
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang kurang optimal. Di sekitar
kampus FIS UNNES masih banyak sampah-sampah daun pohon yang berserakan
menyebabkan terlihat kurang sedap dipandang. Terdapat sedikit tempat sampah di
sekitar kampus, rata-rata tempat sampah hanya terdapat dalam ruangan kelas
saja. Sehingga para mahasiswa yang membuang sampah karena jauh maka mereka
membuang sampah dengan seenaknya yang menyebabkan banyak sampah plastik
berserakan. Kemudian pengumpulan tugas yang masih sering menggunakan kertas,
sehingga menyebabkan bertambahnya penggunaan kertas.
2.6 Upaya yang dilakukan agar pelaksanaan konservasi
berjalan optimal
Upaya yang dapat dilakukan agar
konservasi berjalan dengan optimal adalah kerja sama dari dosen-dosen dan
mahasiswa untuk membantu meringankan tugas para petugas kebersihan. Kesadaran
dari masing-masing individu untuk ikut melaksanakan konservasi di Kampus Unnes.
Kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya, kesadaran untuk menjaga
kelestarian flora yang ada. Mengurangi penggunaan kertas yang berlebihan. Itu
adalah beberapa hal kecil yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan
konservasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation
yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save)
yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save
what you have), namun secara bijaksana (wise use). Dalam
meneguhkan diri menjadi universitas konservasi Unnes telah membentuk Badan
Pengembang Konservasi. Badan Pengembang Konservasi memiliki tujuh (7) divisi
yaitu Divisi Konservasi Biodiversitas (Biodiversity Conservation), Pengelolaan
Limbah (Waste Management), Energi Bersih (Clean Energy), Kebijakan Kertas
(Paperless), Arsitektur Hijau dan Transportasi Internal (Green Architecture and
Internal Transportation), Seni, Etika, dan Budaya (Art, Ethics, and Culture
Conservastion), and Kader Konservasi (Cadre Conservation). Melalui tujuh divisi
tersebut beberapa program telah, sedang, dan akan dilaksanakan untuk memperkuat
posisi Unnes sebagai Universitas Konservasi sekaligus sebagai bentuk
tanggungjawab Unnes terhadap segala permasalahan lingkungan dan global warming.
Badan
Pengembang Konservasi UNNES mempunya 7 pilar konservasi, yaitu: Arsitektur Hijau dan Transportasi Internal,
Biodiversitas,
Energi
Bersih,
Seni Budaya,
Kaderisasi
Konservasi, Kebijakan Nir Kertas dan Pengolahan
Limbah.
Pelaksanaan konservasi di Fakultas Ilmu Sosial kurang optimal karena
memiliki beberapa masalah-masalah yang dapat menghambat pelaksanaan konservasi
di FIS Unnes. Di sekitar kampus FIS UNNES masih banyak sampah-sampah daun pohon
yang berserakan menyebabkan terlihat kurang sedap dipandang. Terdapat sedikit
tempat sampah di sekitar kampus, dan pengumpulan tugas yang masih sering
menggunakan kertas, sehingga menyebabkan bertambahnya penggunaan kertas.
Upaya
yang dilakukan agar pelaksanaan konservasi dapat optimal yaitu kesadaran dari
mahasiswa dan dosen untuk ikut membantu memelihara, melindungi dan mengolah
segala sesuatu yang dapat menyebabkan konservasi berjalan dengan optimal.
keren gan.. artikelnya.
BalasHapushttp://www.detexsi.com/2015/01/resep-tempe-bacem.html
http://www.detexsi.com/2014/12/resep-cara-membuat-cilok.html